1. Porifera (Latin: porus = pori,fer = membawa) atau spons
atau hewan berpori adalah sebuah filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana.
- tubuhnya berpori (ostium)
- multiseluler
- tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
- berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan
- warnanya bervariasi
- tidak berpindah tempat (sesil)
- memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid
- pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit
Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya
adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan
sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Habitat porifera umumnya di laut.
2. Anatomi tubuh porifera Oskulum : tempat keluarnya air yang berasal dari spongosol
mesoglea : lapisan pembatas antara lapisan dalam dan lapisan luar
porosit : saluran penghubung antara pori-pori dan spongosol. tempat masuknya air.
Spongosol : rongga di bagian dalam tubuh porifera
ameboid : sel yang berfungsi mengedarkan makanan.
Epidermis : lapisan terluar
spikula : pembentuk/penyusun tubuh
flagel : alat gerak koanosit
koanosit : sel pelapis spongosol seta berfungsi sebagai pencerna makanan.
di bagian ujungnya terdapat flagel dan di pangkalnya terdapat vakuola.
3. Klasifikasi porifera
Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae).
Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae).
Hexactinellida (Hyalospongiae)
Hexactinellida (dalam bahasa yunani, hexa = enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo = kaca/transparan, spongia = spons) memiliki spikula yang tersusun dari silika.Ujung spikula berjumlah enam seperti bintang.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau mangkuk.Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe sikonoid.Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 – 1.000 m.Contoh Hexactinellida adalah Euplectella.
Demospongiae
( dalam bahasa yunani, demo = tebal, spongia = spons) memiliki rangka yang
tersusun dari serabut spongin.
Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit.Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang.Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter.Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe Leukonoid.Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar.Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar.Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenis porifera.
Contoh Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan Niphates digitalis.
Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit.Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang.Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter.Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe Leukonoid.Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar.Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar.Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenis porifera.
Contoh Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan Niphates digitalis.
Calcarea (Calcisspongiae)
Calcarea (dalam latin, calcare = kapur) atau Calcispongiae (dalam latin, calci = kapur, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari kalsium karbonat.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.Tinggi tubuh kurang dari 10 cm.Struktur tubuh ada yang memiliki saluran air askonoid, sikonoid, atau leukonoid.
Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya sycon, Clathrina, dan Leucettusa lancifer.
4. Porifera memiliki saluran air yang
berfungsi sebagai jalan masuknya air ke spongosol lalu dari spongosol
dikeluarkan melalui oskulum. Saluran ini memiliki tiga bentuk, sikon,
askon, dan leukon
a. Askon, tipe ini adalah tipe paling sederhana.bentuk porifera seperti jambangan bunga. Air yang masuk melewati saluran yang langsung terhubung dengan spongosol lalu keluar melalui oskulum. Saluran ini pendek dan tidak memiliki cabang maupun lekuk-lekuk. Contoh : Leucosolenia sp.
b. Sikon, tipe ini air yang melalui ostium kemudian masuk ke spongosol melalui saluran yang bercabang-cabang. Setelah itu air akan keluar melalui oskulum. Tipe ini dimiliki oleh Scypha
c. Leukon (ragon), tipe ini adalah tipe yang paling kompleks. Air masuk melalui ostium menuju ke rongga-rongga bulat yang saling berhubungan. Dari rongga ini barulah mengalir menuju spongosol dan keluar melalui oskulum.
a. Askon, tipe ini adalah tipe paling sederhana.bentuk porifera seperti jambangan bunga. Air yang masuk melewati saluran yang langsung terhubung dengan spongosol lalu keluar melalui oskulum. Saluran ini pendek dan tidak memiliki cabang maupun lekuk-lekuk. Contoh : Leucosolenia sp.
b. Sikon, tipe ini air yang melalui ostium kemudian masuk ke spongosol melalui saluran yang bercabang-cabang. Setelah itu air akan keluar melalui oskulum. Tipe ini dimiliki oleh Scypha
c. Leukon (ragon), tipe ini adalah tipe yang paling kompleks. Air masuk melalui ostium menuju ke rongga-rongga bulat yang saling berhubungan. Dari rongga ini barulah mengalir menuju spongosol dan keluar melalui oskulum.
5. Peranan
porifera
Hexactinellida (Hyalospongiae) :
Demospongiae → Euspongia oficinalis : bisa digunakan untuk mencuci
→ Euspongia mollisima :
bisa digunakan untuk membersihkan toilet
→ Luffariella variabillis :
berpotensi sebagai obat-obatan, misalnya anti kangker dan anti asma.
Calcarea (Calcisspongiae)
COELENTERATA
1. ciri-ciri umum filum
coelenterate :
·
Merupakan
hewan triploblastik
·
Umumnya
bertipe simetri radial
·
System
saraf berupa system saraf difus
·
Reproduksi
secara aseksual dan seksual, reproduksi aseksual dengan membentuk tunas,
·
Pencernaan
makanan secara intraselular dan ekstraselular dalam rongga gastrovaskular.
·
Ada 2
tipe bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Polip
adalah generasi yang tidak dapat bergerak bebas, melekat di dasar perairan,
dan hidup secara soliter atau berkoloni. Medusa
adalah generasi yang berenang bebas. Bentuknya seperti payung yang dilengkapi
dengan tentakel di sekitar mulut. Pada tentakel terdapat knidoblas dan
mengandung nematosista yang dapa di
julurkan dan mengandung racun.
2.
Klasifikasi
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
Hydrozoa
Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter.Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia.
Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.
Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter.Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia.
Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.
Scyphozoa
Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur.Medusa umumnya berukuran 2 – 40 cm.Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual.Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens.
Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur.Medusa umumnya berukuran 2 – 40 cm.Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual.Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens.
Anthozoa
Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus = bunga, zoa = hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga.Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip.Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya.Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.
Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria.Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan ganggang.Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada koral.Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka koral tersusun dari zat kapur.Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol (pulau karang).
Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus = bunga, zoa = hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga.Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip.Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya.Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.
Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria.Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan ganggang.Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada koral.Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka koral tersusun dari zat kapur.Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol (pulau karang).
3. Reproduksi
pada hydrozoa :
→ aseksual : dilakukan dengan pembentukan tunas
→
seksual : terjadi melalui pembuahan sel telur oleh spermatozoid membentuk
zigot. Zigot berkembang menjadi larva bersilia (planula). Larva tesebut akan menempel
di dasar perainan dan tumbuh menjadi polip dewasa.
Reproduksi
pada scyphozo : aseksual dengan tunas, seksual dengan menghasilkan gamet.
Reproduksi
pada anthozoa : Anthozoa
bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual
menghasilkan gamet.
4.
Struktur
tubuh hydra
5. Gambar. Aurelia aurita
Aurelia
aurita merupakan anggota filum Coelenterata, kelas
Scyphozoa. Mempunyai bentuk seperti mangkuk dan dikenal sebagai Jelly Fish.
Hidup di laut secara planktonik, melayang pada badan air. Hewan ini memiliki
lapisan mesoglea yang tebal dan dapat digunakan sebagai sumber nutrisi.
Pada
masa hidupnya, bentuk tubuh medusa lebih dominan dibandingkan dengan bentuk
polip. Bentuk polip hanya dijumpai pada waktu larva. Hewan ini memiliki alat
kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan ovum oleh
sperma secara internal di dalam tubuh individu betina. Hasil pembuahan adalah
zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula.
Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel.
Silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda disebut scifistoma,
kemudian membentuk tunas-tunas lateral sehingga tampak seperti tumpukan piring
atau strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri menjadi medusa
disebut efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa.
Soal
&Jawaban PLATYHELMINTHES
1.
Jelaskan
ciri-ciri filum Platyhelminthes !
Ciri-ciri
Platyhelminthes
Tubuh pipihdosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh
organisme lain.. Cacing
golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya. Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembap (panjang mencapai 60 cm), Clonorchis
sinensis, cacing
hati, dan cacing pita.
Struktur dan
fungsi tubuh
Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik aselomata karena
memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma, dan mesoderma. Namun,
mesoderma cacing ini tidak mengalami spesialisasi sehingga sel-selnya tetap
seragam dan tidak membentuk sel khusus.
Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh (selom) sehingga disebut hewan aselomata.Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus (tanpa anus).Usus bercabang-cabang ke seluruh tubuhnya.Platyhelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah (sirkulasi).Platyhelminthes juga tidak memiliki sistem respirasi dan eksresi.Pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuhnya.Proses ini terjadi karena tubuhnya yang pipih.Sistem eksresi pada kelompok Platyhelminthes tertentu berfungsi untuk menjaga kadar air dalam tubuh.Kelompok Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali.Sistem saraf tangga taki terdiri dari sepasang simpul saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga.Organ reproduksi jantan (testis) dan organ betina (Ovarium)
Platyhelminthes terdapat dalam satu individu sehingga disebut hewan hemafrodit.Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral tubuh.
Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh (selom) sehingga disebut hewan aselomata.Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus (tanpa anus).Usus bercabang-cabang ke seluruh tubuhnya.Platyhelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah (sirkulasi).Platyhelminthes juga tidak memiliki sistem respirasi dan eksresi.Pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuhnya.Proses ini terjadi karena tubuhnya yang pipih.Sistem eksresi pada kelompok Platyhelminthes tertentu berfungsi untuk menjaga kadar air dalam tubuh.Kelompok Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali.Sistem saraf tangga taki terdiri dari sepasang simpul saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga.Organ reproduksi jantan (testis) dan organ betina (Ovarium)
Platyhelminthes terdapat dalam satu individu sehingga disebut hewan hemafrodit.Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral tubuh.
Cara hidup dan habitat
Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit.Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme.Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya.Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembap.Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia.
Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit.Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme.Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya.Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembap.Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia.
Reproduksi
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual.Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal).Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain.Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes.Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual.Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal).Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain.Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes.Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru
Sistem
pencernaan
Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan
dilanjutkan ke kerongkongan. Di belakang
kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh. Dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan makanan ke
seluruh tubuh.
Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan
sisa makanan melalui mulut karena tidak memiliki anus. Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor karena makanannya diedarkan
melalui sistem gastrovaskuler. Sementara itu,
gas O2 dan CO2 dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi.
Sistem syaraf
- Sistem syaraf tangga tali merupakan sistem syaraf yang paling sederhana. Pada sistem tersebut, pusat susunan saraf yang disebut sebagai ganglion otak terdapat di bagian kepala dan berjumlah sepasang. Dari kedua ganglion otak tersebut keluar tali saraf sisi yang memanjang di bagian kiri dan kanan tubuh yang dihubungkan dengan serabut saraf melintang.
- Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya, sistem saraf dapat tersusun dari sel saraf (neuron) yang dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal dari indera ke otak), sel saraf motor (sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel asosiasi (perantara).
Indera
Beberapa jenis cacing pipih memiliki sistem
penginderaan berupa oseli, yaitu bintik mata yang mengandung pigmen peka terhadap cahaya. Bintik mata
tersebut biasanya berjumlah sepasang dan terdapat di bagian anterior (kepala). Seluruh cacing
pipih memiliki indra meraba dan sel kemoresptor di seluruh tubuhnya. Beberapa
spesies juga memiliki indra tambahan berupa aurikula (telinga), statosista
(pegatur keseimbangan), dan reoreseptor (organ untuk mengetahui arah aliran sungai). Umumnya,
cacing pipih memiliki sistem osmoregulasi yang disebut protonefridia. Sistem ini
terdiri dari saluran berpembeluh yang berakhir di sel
api.Lubang
pengeluaran cairan yang dimilikinya disebut protonefridiofor yang berjumlah sepasang atau lebih. Sedangkan,
sisa metabolisme tubuhnya dikeluarkan secara difusi melalui dinding sel.
Reproduksi
Cacing pipih dapat bereproduksi secara aseksual dengan
membelah diri dan secara seksual dengan
perkawinan silang, walaupun hewan ini tergolong hermafrodit
Klasifikasi
Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria (cacing bulu
getar), Trematoda (cacing hisap), Monogenea, dan Cestoda (cacing
pita)
- Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih yang menggunakan bulu getar sebagai alat geraknya, contohnya adalah Planaria.
- Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang dilengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan. Beberapa contoh Trematoda adalah Fasciola (cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma
- Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak tercemar oleh enzim di usus inang. Cacing ini merupakan parasit pada hewan, contohnya adalah Taenia solium dan T. saginata Spesies ini menggunakan skoleks untuk menempel pada usus inang. Taenia bereproduksi dengan menggunakan telur yang telah dibuahi dan di dalamnya terkandung larva yang disebut onkosfer
Siklus Hidup
Fasciola
hepatica
Telur (bersama feces) -> larva bersilia
(mirasidium) -> siput air (lymnea auricularis atau lymnea javanica) ->
sporosista -> redia -> serkaria -> keluar dari tubuh siput ->
menempel pada rumput / tanaman air -> membentuk kista (metaserkaria) ->
dimakan domba(hepatica)/sapi(gigantica) -> usus -> hati -> sampai dewasa
Chlornosis
sinensis
Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air
-> sporosista -> menghasilkan redia -> menghasilkan serkaria ->
keluar dari tubuh siput -> ikan air tawar (menempel di ototnya) ->
membentuk kista (metaserkaria) -> ikan dimakan -> saluran pencernaan
-> hati -> sampai dewasa
Schistosoma
javanicum
Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air
-> sporosista -> menghasilkan redia -> menghasilkan serkaria ->
keluar dari tubuh siput -> menembus kulit manusia -> pembuluh darah vena
Taenia saginata
/ Taenia Solium
Proglotid (bersama feces) -> mencemari makanan babi
-> babi -> usus babi (telur menetas jadi hexacan) -> aliran darah
-> otot/daging (sistiserkus) -> manusia -> usus manusia (sistiserkus
pecah -> skolex menempel di dinding usus) -> sampai dewasa di manusia
-> keluar bersama feces.
2.
Jelaskan Klasifikasi filum Porifera beserta ciri-ciri dan contohnya !
a.
Hexactinellida
(Hyalospongiae)
Hexactinellida
(Yunani, hexa = enam) atau Hyalospongiae (Yunani, hyalo = kaca /transparan,
spongia = spons) memiliki spikula yang tersusun dari silika. Ujung spikula
berjumlah enam seperti bintang. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan
bentuk vas bunga atau mangkuk. Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan
saluran air tipe sikonoid. Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 –
1.000 m. Contoh : Euplectella sp.
b.
Demospongiae
Demospongiae
(Yunani, demo = tebal, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari
serabut spongin. Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat
pada amoebosit. Funsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar
matahari. Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang. Tinggi dan diameter
tubuhnya ada yang mencapai lebih dari 1 m. Seluruh demospongiae memiliki
saluran tipe leukonoid.
Habitat
Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air
tawar. Demospongiae adalah satu-satunya kelompok Porifera yang anggotanya ada
yang hidup di air tawar. Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup
90% dari seluruh jenis Polifera. Contoh : Spongia, Hippospongia, dan Niphates
digitalis.
c.
Calcarea
(Calcispongiae)
Calcarea
(Latin, calcare = kapur) atau Calcispongiae (Latin, calci = kapur, spongia =
spons) memiliki rangka yang tersusun dari kalsium karbonat. Tubuhnya kebanyakan
berwarna pucat dengan bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.
Tinggi tubuh
kurang dari 10 cm. Struktur tubuh ada yang memiliki sistem saluran air tipe
askonoid, sikonoid, atau leukonoid. Calcarea hidup di laut dangkal. Contoh :
Sycon, Clathrina, dan Leucettusa lancifer.
3. Jelaskan
struktur tubuh Planaria !
Struktur tubuh
planaria:
Tubuhnya pipih dorsoventral, bagian kepala berbentuk segitiga dengan tonjolan seperti dua keping yang terletak disisi leteral yang disebut aurikel, bagian ekor meruncing. Panjang tubuh sekitar 5-25 mm, bagian tubuh sebelah dorsal warnanya lebih gelap dari pada warna bagian tubuh sebelah ventral. Ditengah-tengah bagian dorsal kepalanya terdapat bintik mata (berfungsi untuk membedakan gelap dan terang). Dekat pertengahan tubuh bagian ventral agak kearah ekor terdapat lubang mulut. Disepanjang pinggiran tubuh bagian ventral terdapat “Zona Adesif” yang menghasilkan lender (berfungsi untuk melekatkan diri kepermukaan yang ditempelinya).
Tubuhnya pipih dorsoventral, bagian kepala berbentuk segitiga dengan tonjolan seperti dua keping yang terletak disisi leteral yang disebut aurikel, bagian ekor meruncing. Panjang tubuh sekitar 5-25 mm, bagian tubuh sebelah dorsal warnanya lebih gelap dari pada warna bagian tubuh sebelah ventral. Ditengah-tengah bagian dorsal kepalanya terdapat bintik mata (berfungsi untuk membedakan gelap dan terang). Dekat pertengahan tubuh bagian ventral agak kearah ekor terdapat lubang mulut. Disepanjang pinggiran tubuh bagian ventral terdapat “Zona Adesif” yang menghasilkan lender (berfungsi untuk melekatkan diri kepermukaan yang ditempelinya).
4. Jelaskan
siklus hidup dari masing-masing kelas Platyhelminthes !
Siklus Hidup Platyhelminthes
Fasciola hepatica
Telur
(bersama feces) -> larva bersilia (mirasidium) -> siput air (lymnea
auricularis atau lymnea javanica) -> sporosista -> redia -> serkaria
-> keluar dari tubuh siput -> menempel pada rumput / tanaman air ->
membentuk kista (metaserkaria) -> dimakan domba(hepatica)/sapi(gigantica)
-> usus -> hati -> sampai dewasa.
Chlornosis sinensis
Telur
(bersama feces) -> mirasidium -> siput air -> sporosista ->
menghasilkan redia -> menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput
-> ikan air tawar (menempel di ototnya) -> membentuk kista (metaserkaria)
-> ikan dimakan -> saluran pencernaan -> hati -> sampai dewasa.
Schistosoma javanicum
Telur
(bersama feces) -> mirasidium -> siput air -> sporosista ->
menghasilkan redia -> menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput ->
menembus kulit manusia -> pembuluh darah vena.
Taenia saginata / Taenia Solium
Proglotid
(bersama feces) -> mencemari makanan babi -> babi -> usus babi (telur
menetas jadi hexacan) -> aliran darah -> otot/daging (sistiserkus) ->
manusia -> usus manusia (sistiserkus pecah -> skole menempel di dinding
usus) -> sampai dewasa di manusia -> keluar bersama feces.
5. Jelaskan
struktur tubuh dari Taenia solium !
-Taenia
solium dewasa hidup parasit pada saluran pencernaan manusia (usus).
Inang
perantaranya (hospes intermediet) adalah babi.
-Tubuhnya
berbentuk pipih, ukuran panjang tubuhnya dapat mencapai 3m.
struktur
tubuh cacing ini terdiri atas kepala (skoles) dan rangkaian segmen yang
masing-masing disebut proglotid.
-Pada
bagian kepala terdapat 4 alat isap (Rostrum) dan alat kait (Rostellum) yang
dapat melukai dinding usus.
-Disebelah
belakang skoleks terdapat leher/daerah perpanjangan (strobilus).
NEMATHELMINTES
1. Ciri-ciri:
a. Hidup sebagai endoparasit pada
hewan, tumbuh-tumbuhan, atau hidup bebas didalam air dan tanah
b. Tubuhnya bilateral simetris
c. Mempunyai tiga lapisan sel
d. Tubuh tertutup lapisan kutikula
e. Organ pencernaan makanan lengkap
f. System saraf berupa cincin saraf
yang mengelilingi esophagus
g. Berkembangbiak secara kawin dan
berkelamin terpisah (dioceous)
2. Klasifikasi
a. Nematoda
o
Ciri-ciri:
·
Berwarna
putih
·
Ukuran
tubuh kecil
·
Tubuhnya
dilindungi kutikula
o
Contoh:
·
Ascaris lumbricoides
·
Wuchereria brancofti
b. Nematophora
o
Ciri-ciri:
·
Dilapisi
kutikula yang polos dan tidak bercincin
·
Larvanya
hidup parasit pada tubuh manusia atau arthropoda
·
Setelah
dewasa hidup bebas di air tawar dan laut
o
Contoh:
·
Gordius
sp.
·
Nectonema
sp.
3. Struktur tubuh nemathelminthes
6.
Peranan
Nemathelminthes
Peranan nemathelminthes bagi kehidupan
manusia secara ekonomi tidak ada yang menguntungkan bahkan merugikan.
Nemathelminthes kebanyakan adalah parasit pada manusia, tanaman, dan hewan
ANNELIDA
1.
Ciri-ciri
Umum
Ciri umum yang tergolong filum Annelida dapat
diuraikan sebagai berikut:
- Tubuh bilateral simetris, bersegmen, berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh
- Triploblastis
- Tiap segmen dipisahkan oleh septa
- Tubuh ditutupi oleh kutikula fleksibel
- Punya seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
- Punya parapodia
- Alat gerak: kontraksi otot tubuh dan setae (rambut kaku) pada tiap segmen (polygochaeta dan olygochaeta)
- Respirasi: epidermis permukaan kulit (difusi) dan insang (pada polychaeta)
- Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus)
- Reproduksi: -seksual/genertif: konjugasi
-Aseksual/vegetatif: fragmentasi à regenerasi
- Ekskresi: nefridia (nephridios = ginjal)
- Saraf dan Indera: saraf tangga tali ( ganglion berderet berpasangan)
Statosidaà indra keseimbagan, peka terhadap
cahaya.
- Sirkulasi: peredaran darah tertutup.
- Habitat: -tanah yang lembab -air laut -air tawar
2. Annelida terbagi atas 3 kelas yaitu
Polychaeta, Olygochaeta, dan Hirudinea
a.
Polychaeta
Polychaeta berasal dari bahasa Yunani poly
(banyak) dan chaeta (seta atau rambut) yang berarti cacing
berambut banyak. Kelompok cacing ini berukuran antara 5 – 10
cm dengan warna yang beraneka ragam, umumnya hidup di laut yaitu
dalam pasir atau di antara batu-batuan di daerah pasang surut. Tubuh
bersegmen-segmen, setiap segmen mempunyai parapodia (kaki bedaging), pada
setiap parapodia terdapat seta untuk bergerak kecuali pada
segmen terakhir, serta mempunyai alat sensoris pada ujung
depan (kepala). Reproduksi terjadi melalui perkawinan cacing jantan
dan betina yang menghasilkan larva trakofor. Contoh cacing ini adalah
Eunice viridis (cacing wawo, hidup di laut Maluku), Lysidice oele (cacing
palolo, hidup di Kepulauan Fiji), keduanya dapat dimakan dan
mengandung protein yang tinggi. Contoh lain adalah Nereis
virens (kelabang laut) dan Arenicola sp.
b. Olygochaeta
Olygochaeta berasal dari bahasa Yunani oligo
(sedikit) dan chaeta (seta atau rambut) yang berarti cacing berambut
sedikit. Tubuhnya bersegmen, tidak mempunyai parapodia, dan mempunyai
beberapa seta pada setiap ruas. Sebagian besar hidup di air tawar atau di
darat dan bersifat hermafrodit. Contoh yang mudah kamu temukan adalah Lumbricus terrestris
(cacing tanah). Tubuh cacing tanah memiliki segmen berjumlah 15 – 200
buah. Pada setiap segmen terdapat seta kecuali pada segmen pertama dan
terakhir. Pada segmen ke-32 sampai segmen ke-37 terdapat klitelum atau
sadel yang mengandung kelenjar sebagai alat kopulasi. Cacing
tanah bersifat hermafrodit tetapi tidak dapat melakukan pembuahan
sendiri. Dua cacing tanah melakukan perkawinan silang dengan menempelkan
tubuh secara berlawanan. Alat kelamin jantan mengeluarkan sperma
dan diterima klitelum pasangannya untuk membuahi sel telur. Sel telur
yang telah dibuahi ditampung di dalam kokon dan dilepaskan dari tubuh
cacing. Cacing tanah bergerak dengan otot longitudinal dan
otot sirkuler. Alat eksresinya berupa sepasang nefridia yang terdapat
pada setiap segmen dan disebut metanefridia. Pernapasan dilakukan secara
difusi menggunakan seluruh permukaan tubuh yang lembab. Sistem peredaran
darahnya tertutup dengan plasma darah yang mengandung hemoglobin
sehingga berwarna merah. Sistem saraf berupa saraf tangga tali. Makanannya
berupa zat-zat organik, dicerna dengan sistem pencernaan makanan yang
lengkap yaitu mempunyai mulut, esofagus, tembolok, lambung, usus,
dan anus. Cacing ini mempunyai daya regenerasi yang tinggi
dan membantu menghancurkan zat organik. Contoh lain
cacing Oligochaeta adalah Pheretima posthurna (cacing
tanah), Perichaeta (cacing hutan), dan Tubifex (cacing air).
c.
Hirudinea
Hirudinea meliputi berbagai jenis lintah
(hirudo = lintah) yang banyak terdapat di air tawar, air laut, dan di
darat. Tubuh pipih dorsoventral dengan permukaan yang
ditutupi kutikula dan tidak memiliki parapodia atau seta. Hewan ini memiliki
alat pengisap pada bagian ujung anterior dan posterior, pengisap di ujung
posterior ukurannya lebih besar. Lintah merupakan hewan hermafrodit,
lubang kelamin jantan terletak di depan lubang kelamin betina.
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum,
dan anus. Peredaran darahnya tertutup dan bernapas melalui seluruh
permukaan kulit. Alat eksresi berupa nefridium yang terdapat pada setiap
segmen. Hewan ini mempunyai kelenjar ludah yang menghasilkan zat
hirudin, mengandung bahan anti koagulasi yang dapat mencegah penggumpalan
darah. Contoh Hirudo medicinalis (lintah) dan Haemadipsa javanica (pacet).
3. Sruktur
Tubuh
- Bilateral simetris: organ yang memiliki dua sisi
- Triboplastik,
Annelida merupakan hewan tripoblastik yang
sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan
hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
- Bersegmen, tubular dan memanjang
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan
dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang
disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di
antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa.
Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri terdiri dari alat ekskresi
(nefridium), lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah. Annelida
memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m. Contoh annelida yang panjangnya
3 m adalah cacing tanah Australia. Tubuh terbagi menjadi ruas-ruas (segmen)
yang sama, baik di bagian dalam dan di bagian luar tubuh, kecuali saluran pencernaan
dan sepanjang sumbu anterior-posterior, keadaan demikian disebut metarisma dan
masing-masing ruas disebut metamere.
- Tubuh ditutupi oleh kutikula fleksibel
Alat
gerak
Annelida bergerak dengan kontraksi otot
tubuhnya. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan
annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot
melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
- Punya seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
→ Seta: bulu kasar/rambut pada invertebrate. Pada polychaeta mempunyai
seta yang banyak, sedangkan pada olygochaeta mempunyai seta yang sedikit. Seta
ini terdapat pada tonjolan di
samping.
- Punya parapodia
• Tiap segmen terdapat parapodia; untuk
lokomosi
• Parapodia terdiri dari sejumlah seta;
• Seta terdiri dari notopodium, neuropodium,
acicula & otot yang bekerja untuk berjalan, merangkak, bersembunyi atau
berenang.
4. Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual
dengan pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara
fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yangmenjadi
satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain
(gonokoris).
5.
Peranan Annelida dalam Kehidupan Manusia
|
|
Annelida dalam kehidupan
manusia dapat menguntungkan antara lain: beberapa jenis Annelida dapat
dimakan yaitu : Eunice viridis (cacing palolo) dan Lysidice (cacing wawo).
Selain itu cacing tanah dapat menggemburkan tanah dan membuat lubang-lubang
di tanah sehingga terjadi aerasi. Dengan demikian oksigen dapat masuk ke
dalam tanah. Cacing tanah dapat pula menghancurkan sampah sehingga dapat
membantu pengembalian mineral dalam ekosistem tanah.
Selain itu cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai makanan ikan, bahkan sekarang cacing tanah digunakan sebagai obat dan untuk meningkatkan vitalitas tubuh. Hirudinea medicinalis dapat menghasilkan zat hirudin yang berguna untuk zat anti koagulasi (anti pembekuan darah). Sedangan kelompok Annelida yang merugikan yaitu pacet yang dapat menghisap darah manusia atau vertebrata lainnya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar