BIOLOGI
MAKALAH “LAPORAN PENELITINAN OSMOSIS PADA SEL”
Disusun
oleh :
NAMA : ANITA SILVIA
KELAS :
XI-IPA4
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 90 JAKARTA
Jl. Sabar Petukangan Selatan – Pesanggrahan
Jakarta Selatan – DKI Jakarta 12270
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka saya dapat
menyelesaikan penyusunan kliping “Laporan penelitian osmosis pada sel’.
Laporan
penelitian osmosis pada sel adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 90 Jakarta.
Dalam
Penulisan kliping ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan kliping ini.
Dalam
penulisan kliping ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan kliping ini, khususnya
kepada :
- Bapak Sasmito dan Ibu Angel selaku Guru Mata Pelajaran Biologi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan kliping ini
- Rekan-rekan semua di Kelas XI- 4 SMA Negeri 90 Jakarta
- Secara khusus saya menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada saya, dalam menyelesaikan makalah ini
- Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya
saya berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Jakarta, 24 September
2012
Anita silvia
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR
ISI............................................................................................... ii
Bab I PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan …………………………………………… 1
C. Manfaat Penulisan ………………………………………….. 1
BAB II TEORI
A. Kultur jaringan ……………………………………………… 2
B. Dampak kultur jaringan
……………………………………. 3
C. Totipotensi………………………………………………….... 3
D. Penerapan kultur jaringan dan totipotensi………………….
4
BAB III PENUTUP.............................................................. 6
Daftar
pustaka...................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu
dampak dalam peningkatan ekspor komoditi pertanian adalah kebutuhan bibit yang
semakin meningkat. Bibit dari suatu varietas unggul yang dihasilkan jumlahnya
sangat terbatas, sedangkan bibit tanaman yang dibutuhkan jumlahnya sangat
banyak. Penyediaan bibit yang berkualitas baik merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan dalam pengembangan pertanian di masa mendatang. Salah
satu teknologi harapan yang banyak dibicarakan dan telah terbukti memberikan
keberhasilan adalah melalui teknik kultur jaringan.
Melalui
kultur jaringan tanaman dapat diperbanyak setiap waktu sesuai kebutuhan karena
faktor perbanyakannya yang tinggi. Bibit dari varietas unggul yang jumlahnya
sangat sedikit dapat segera dikembangkan melalui kultur jaringan. Pada tanaman
perbanyakan melalui kultur jaringan, bila berhasil dapat lebih menguntungkan
karena sifatnya akan sama dengan induknya (seragam) dan dalam waktu yang singkat
bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dan bebas penyakit.
Kultur
jaringan adalah metode perbanyakan vegetatif dengan menumbuhkan sel, organ atau
bagian tanaman dalam media buatan secara steril dengan lingkungan yang
terkendali.
Tanaman bisa
melakukan kultur jaringan jika memiliki sifat totipotensi, yaitu kemampuan sel
untuk beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.
B.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini diadakan
adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai perkembangbiakan vegetatif melalui
kultur jaringan. Termasuk di dalamnya tahapan dan manfaat kultur jaringan itu
sendiri. Serta keterkaitan antara teori totipotensi dengan perbanyakan melalui
kultur jaringan.
C.
Manfaat Penulisan
Adapun
manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
- Untuk menyelesaikan tugas pada pelajaran biologi
- Membanntu lebih memahami tentang peristiwa kultur jaringan dan totepotnsi
- Dapat dimanfaatkan dalam membudidayakan tanaman
BAB II
TEORI
A.
KULTUR JARINGAN
Pengenalan Kultur Jaringan Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi
bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan
organ, serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik. Sehingga bagian-bagian
tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap
kembali.
Prinsip dasar kultur jaringan
Prinsip dasar kultur jaringan
Prinsip dasar kultur jaringan berpegangan pada teori sel
dari Schwan dan Schleiden pada tahun 1834. Teori sel atau yang lebih dikenal
dengan teori totipotensi menyatakan bahwa setiap sel tanaman hidup mempunyai
informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk dapat tumbuh dan
berkembang menjadi tanaman utuh jika kondisinya sesuai. Sel-sel tersebut
merupakan kesatuan biologis terkecil yang mempunyai kemampuan untuk mengadakan
berbagai aktivitas hidup, seperti: metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan
beregenerasi.
Orang pertama yang membuktikan teori totipotensi sel adalah Haberlant pada tahun 1902. Penelitian ini didasari oleh teori sel dan pemikiran bahwa setiap sel tumbuhan di dalam medium dan lingkungan yang cocok pada hakekatnya mampu mengadakan regenerasi membentuk organ yang sama atau membentuk organisme serupa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel pada metode kultur jaringan adalah sumber eksplan, media, hormon, zat pengatur tumbuh (ZPT), dan lingkungan fisik kultur jaringan.
Tujuan kutur jaringan : Tujuan pokok penerapan
perbanyakan dengan teknik kultur jaringan adalah produksi tanaman dalam jumlah
besar pada waktu singkat, terutama untuk varietas-varietas unggul yang baru
dihasilkan.
Manfaat Kultur Jaringan : Banyak metode dalam teknik kultur jaringan, selain untuk tujuan pokok yaitu perbanyakan dalam jumlah besar dan cepat juga metode-metode untuk tujuan pemuliaan tanaman, menghasilkan jenis tanaman yang baru yang kita inginkan. Manfaat kultur jaringan dibidang pertanian adalah produksi tanaman bebas virus dengan teknik kultur meristem. Untuk produksi bahan-bahan farmasi dimana sel-sel kultur juga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan yang dibutuhkan manusia dengan tingkat produksi per-unit berat kering yang setara atau lebih tinggi dari tanaman asalnya.
Untuk pemuliaan tanaman dan rekayasa genetika dengan cara memanipulasi jumlah kromosom melalui bahan kimia, meregenerasikan jaringan tertentu seperti endosperma dengan kromosom 3n, hibridasi somatik melalui fusi protoplasma, atau dengan transfer dna. Pelestarian plasma nutfah tanaman juga dapat dilakukan dengan teknik kultur jaringan dengan penyimpanan untuk jangka panjang dengan penggunaan nitrogen cair pada temperatur –196 oC. Ada juga penyimpanan sementara, yaitu pada temperatur antara 0 oC sampai –9 oC.
Dengan kultur anther dapat menghasilkan tanaman dengan genetik haploid (1n), Dengan teknik poliploidi dapat mengasilkan tanaman raksasa dengan penggandaan kromosom, Untuk dapat menghasilkan tanaman dengan jumlah banyak dan beragam dengan teknik klon dengan bantuan alat shaker Dengan perlakuan baik berupa fisik , bahan kimia, pemanasan bisa menghasilkan tanaman hias atau anggrek mutasi dengan harga relatif mahal.
Kelebihan dan Kelemahan Teknik Kultur Jaringan : Kelebihan teknik kultur jaringan adalah dapat memperbanyak tanaman tertentu yang sangat sulit dan lambat diperbanyak secara konvensional, dalam waktu singkat dapat menghasilkan jumlah bibit yang lebih besar, perbanyakannya tidak membutuhkan tempat yang luas, dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa mengenal musim, bibit yang dihasilkan lebih sehat dan dapat memanipulasi genetik dan biaya pengangkutan bibit lebih murah.
Sedangkan kelemahannya adalah dibutuhkannya biaya yang relatif lebih besar untuk pengadaan laboratorium, dibutuhkan keahlian khusus untuk mengerjakannya dan tanaman yang dihasilkan berukuran kecil dengan kondisi aseptik, terbiasa dilingkungan hidup dengan kelembaban tinggi dan relatif stabil sehingga perlu perlakuaan khusus setelah aklimatisasi dan perlu penyesuaian lagi untuk kelingkungan eksternal.
B.
Dampak
kultur jaringan
Dampak
positif Kultur jaringan :
- mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, dan mempunyai sifat seperti induknya
- Pelaksanaannya Tidak membutuhkan tempat yang luas,
- kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin,
- kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.
Dampak negatif Kultur Jaringan :
- mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, dan mempunyai sifat seperti induknya
- Pelaksanaannya Tidak membutuhkan tempat yang luas,
- kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin,
- kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.
Dampak negatif Kultur Jaringan :
- Bibit yang dihasilkan mempunyai perakaran yang tidak kuat
- Mempersempit lapangan kerja pembibitan secara konvensional.
- Dapat berakibat hilangnya plasma nutfak dari tanaman tertentu.
C.
Totipotensi
Totipotensi
yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan
untuk menjadi individu yang sempurna. Teori totipotensi ini dikemukakan
oleh G. Heberlandt tahun 1898. Dia adalah seorang ahli fisiologi yang berasal
dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C. Steward menguji ulang teori tersebut dengan
menggunakan objek empulur wortel. Dengan mengambil satu sel empulur wartel,
F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi satu individu wortel. Pada tahun 1954,
kultur jaringan dipopulerkan oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.
D.
Penerapan kultur jaringan dan totepotensi
Metode kultur
jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk
tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan
dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai
sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar
sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan
bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit
lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan
perbanyakan konvensional.
Tahapan yang
dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1) Pembuatan media
2) Inisiasi
3) Sterilisasi
4) Multiplikasi
5) Pengakaran
6) Aklimatisasi
1) Pembuatan media
2) Inisiasi
3) Sterilisasi
4) Multiplikasi
5) Pengakaran
6) Aklimatisasi
Media merupakan
faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media
yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media
yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.
Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan
lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi,
baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan
yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau
botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara
memanaskannya dengan autoklaf.
Inisiasi adalah
pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman
yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
Sterilisasi
adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat
yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga
steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol
yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi
yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
Multiplikasi adalah
kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan
ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah
ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril
dengan suhu kamar.
Pengakaran
adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan
baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan
perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun
jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna
putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
Aklimatisasi
adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng.
Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan
sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan
hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap
serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan
lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan
bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit
generatif.
Keunggulan
inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur
jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang
dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati,
sengon, akasia, dll.
Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa
areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang
sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif
lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih
generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal
ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih
cepat. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih cepat maka
lahan-lahan yang kosong dapat lebih produktif.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat saya
paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam karya tulis ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada
hubungannya dengan judul karya tulis ini.
Saya
banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
saya demi sempurnanya karya tulis ini dan penulisan karya tulis di
kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga
makalah ini berguna bagi saya pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Slamet
prawirohartono. 2012. Sains BIOLOGI
SMA/MA kelas XI. Jakarta : bumi
aksara
Diah aryuliana
chorul muslim. 2012. BIOOGI 2 SMA dan MA
untuk kelas XI. Jakarta : esis
Slamet
prawirohartono. 2007. Sains BIOLOGI
SMA/MA kelas XI. Jakarta : bumi
aksara
Departemen
pendidikan nasional, pusat perbukuan. 2009. Biologi
SMA/MA kelas XI. Jakarta : baai pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar